Layaknya hewan lain, ular laut juga butuh minum. Masalahnya, sebagian besar hidup mereka dihabiskan di laut yang airnya tidak bisa diminum. Ular laut mengembangkan trik untuk tetap bisa minum dan menjaga tubuhnya tidak dehidrasi.
Para peneliti dari Universitas Florida di Gainesville mempelajari perilaku ular laut perut kuning dalam mencari minum. Ular laut itu adalah salah satu hewan paling beracun dan reptil dengan persebaran luas di dunia. Banyak ular laut yang hidup di perairan terbuka jauh dari daratan. Beberapa spesies, termasuk ular laut perut kuning, diperkirakan tak pernah meninggalkan lautan.
Dalam studi yang dimuat di jurnal Proceedings of the Royal Society, Harvey Lillywhite dan koleganya menemukan bahwa ular laut mencari minum dengan pergi ke wilayah perairan yang sedang dilanda hujan lebat. Di sana ular-ular laut itu menunggu terbentuknya kumpulan air tawar, peneliti menyebutnya sebagai "lensa", di permukaan. Dari lensa-lensa itulah ular laut mendapatkan air minumnya.
Menurut Lillywhite, saat terjadi hujan badai banyak sekali air tawar yang mengambang di permukaan laut. Air tawar lebih encer dari air laut sehingga tetap mengambang. Ukuran, kemurnian dan berapa lama lensa air tawar itu bertahan tergantung pada intensitas hujan dan kondisi alam seperti angin.
Ketebalan lensa air tawar di laut bisa mencapai satu meter dan bisa bertahan selama beberapa hari. Ular-ular laut itu berenang dari bawah dan masuk ke dalam lensa air tawar sambil meminumnya. Tak ada yang tahu bagaimana ular-ular laut bisa mendapatkan wilayah yang dilanda hujan di perairan yang luas. Rasanya ular-ular tak pergi jauh untuk mencari hujan. Saat mereka bernapas di permukaan kemungkinan mereka bisa mendeteksi perubahan udara dan hujan.
Habitat ular laut perut kuning berada di pesisir Afrika bagian selatan, perairan Indo-Pasifik hingga pantai-pantai Amerika Tengah. Mereka bisa tumbuh sepanjang satu meter. Ekornya yang pipih berfungsi sebagai kayuh saat berenang. Seperti ular lainnya dan mamalia laut, ular laut juga bernapas dengan menggunakan paru-paru meski menghabiskan hidupnya di air.
Ular laut sangat lambat kehilangan cairan tubuh. Kulit mereka juga tak tertembus air laut. Tubuh ular laut dirancang untuk menghadapi kondisi ekstrem dengan kadar cairan minim yang bisa membunuh manusia jika mengalami kondisi serupa.
Cairan dalam tubuh ular laut yang terhidrasi mencapai 80 persen. Sementara kebanyakan tubuh hewan, termasuk manusia, hanya mengandung 60 persen cairan. Jack Cover, kurator di National Aquarium, Baltimore menambahkan bahwa ular-ular laut juga punya kelenjar yang efektif mengeluarkan garam dari tubuhnya ketika mereka menelan air laut.
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/04/15/061570900/Bagaimana-Ular-Laut-Minum
Para peneliti dari Universitas Florida di Gainesville mempelajari perilaku ular laut perut kuning dalam mencari minum. Ular laut itu adalah salah satu hewan paling beracun dan reptil dengan persebaran luas di dunia. Banyak ular laut yang hidup di perairan terbuka jauh dari daratan. Beberapa spesies, termasuk ular laut perut kuning, diperkirakan tak pernah meninggalkan lautan.
Dalam studi yang dimuat di jurnal Proceedings of the Royal Society, Harvey Lillywhite dan koleganya menemukan bahwa ular laut mencari minum dengan pergi ke wilayah perairan yang sedang dilanda hujan lebat. Di sana ular-ular laut itu menunggu terbentuknya kumpulan air tawar, peneliti menyebutnya sebagai "lensa", di permukaan. Dari lensa-lensa itulah ular laut mendapatkan air minumnya.
Menurut Lillywhite, saat terjadi hujan badai banyak sekali air tawar yang mengambang di permukaan laut. Air tawar lebih encer dari air laut sehingga tetap mengambang. Ukuran, kemurnian dan berapa lama lensa air tawar itu bertahan tergantung pada intensitas hujan dan kondisi alam seperti angin.
Ketebalan lensa air tawar di laut bisa mencapai satu meter dan bisa bertahan selama beberapa hari. Ular-ular laut itu berenang dari bawah dan masuk ke dalam lensa air tawar sambil meminumnya. Tak ada yang tahu bagaimana ular-ular laut bisa mendapatkan wilayah yang dilanda hujan di perairan yang luas. Rasanya ular-ular tak pergi jauh untuk mencari hujan. Saat mereka bernapas di permukaan kemungkinan mereka bisa mendeteksi perubahan udara dan hujan.
Habitat ular laut perut kuning berada di pesisir Afrika bagian selatan, perairan Indo-Pasifik hingga pantai-pantai Amerika Tengah. Mereka bisa tumbuh sepanjang satu meter. Ekornya yang pipih berfungsi sebagai kayuh saat berenang. Seperti ular lainnya dan mamalia laut, ular laut juga bernapas dengan menggunakan paru-paru meski menghabiskan hidupnya di air.
Ular laut sangat lambat kehilangan cairan tubuh. Kulit mereka juga tak tertembus air laut. Tubuh ular laut dirancang untuk menghadapi kondisi ekstrem dengan kadar cairan minim yang bisa membunuh manusia jika mengalami kondisi serupa.
Cairan dalam tubuh ular laut yang terhidrasi mencapai 80 persen. Sementara kebanyakan tubuh hewan, termasuk manusia, hanya mengandung 60 persen cairan. Jack Cover, kurator di National Aquarium, Baltimore menambahkan bahwa ular-ular laut juga punya kelenjar yang efektif mengeluarkan garam dari tubuhnya ketika mereka menelan air laut.
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/04/15/061570900/Bagaimana-Ular-Laut-Minum
0 komentar:
Posting Komentar